ilustrasi |
Kisah yang satu ini patut menjadi renungan bagi kita. Sejauh mana rasa mahabbah kita kepada Nabi Muhammad saw. Semoga rasa cinta sebuah pohon kurma dapat membangkitkan rasa cinta kita kepada Beliau.
Diriwayatkan hadis yang derajatnya mencapai mutawatir, kisah rintihan batang kurma yang tidak ingin berpisah dengan Nabi saw. Kisah ini diriwayatkan para imam hadist dari belasan sahabat kenamaan seperti Jabar Bin Abdillah, Anas Bin Malik, Abu Sa'id Al Khudry, Buraidah dan sahabat lainnya.
Sahabat Jabir Bin Abdillah menuturkan " Atap masjid terbuat dari pelepah kurma, dan bila Nabi sedang berkhutbah, Beliau bersandar di salah satu sisinya. Namun ketika telah dibuatkan mimbar yang baru untuk Beliau, tiba tiba kami mendengar rintihan tersebut seperti suara gergaji. Hingga masjid mendengung karena suara rintihannya, hingga Nabi menghampirinya dan Beliau meletakkan tangan Beliau yang mulia lalu ia diam, lalu Nabi memberikan dua pilihan, Beliau bersabda " Kalau kau ingin, aku akan kembalikan kamu ke tempat yang sebelumnya kamu tempati, hingga tumbuh kembali cabang cabangmu, dan hingga sempurna pertumbuhanmu dengan terus berbuah, dan aku akan menanammu di surga, dan para wali Allah akan memakan dari buahmu?" "
Lalu Nabi mendengarkan pilihannya, dan menyimak apa yang dikatakan pohon tersebut, dan Rosul memberitahukan pilihannya dengan sabdanya (menerjemahkan pembicaraan pohon itu) "Kau tanam aku di surga, dan para wali Allah memakan dari buahanku, hingga aku berada di tempat yang kekal dan tak akan binasa (surga)." Lalu Nabi bersabda "Aku telah memenuhinya ... " Dia telah memilih tempat yang kekal (akhirat), ketimbang tempat fana(dunia)".
Imam Hasan Al Basri bila sedang mengemukakan hadis ini, beliau selalu menangis sambil berkata kepada hadirin "Wahai para hamba Allah, sebatang kayu merintih lantaran ia merindukan Rosulullah di tempatnya, maka kalianlah sebenarnya yang lebih layak dan lebih pantas untuk rindu bertemu dengan Beliau saw".
Yuk mari perbanyak salawat, semoga kita mendapat syafa'at Beliau. Allahuma sholli 'ala sayidina Muhammad.